Sabtu, 03 Januari 2015

Notulis Rumpang

Akulah notulis diskusi siang bolong
Tentang didik-mendidik yang kian compong
Dari para kuli tinta,
hingga mandor kuli sandiwara
Panjang, tak berujung, berbusa-busa
Kaki, tangan, mata dan telinga berbicara
Tentang deretan bibir tanpa tanda jasa
Tentang kuli panggul yang belia

Aku hanya diam melirik
Jas hitam moderator yang mendelik
Aku hanya diam menyimak
Suara-suara riuh berpaut serak
Tentang keringat guru yang berteriak
Tentang buku ajar yang penuh sajak
Tentang atap langit kusam yang rusak
Tentang dinding dan harap yang retak
Tentang tata tertib, karakter, kurikulum, silabus, indikator,
teori, rumus, angka, tulisan, hitungan, hafalan,
konsep, spiritual, nalar, logika, durasi, emosi,
muak mereka teriak.
Semua berputar dalam kepala yang terdepak
Oleh kaki mandor-mandor yang tamak

Kutulis dengan cermat
Kata perkata dengan pensil baru
Tak setitikpun terlewat
Hingga baris seribu satu
Hingga pensil bersisa kepala
Badannya terpenggal goresan hitam
Hingga tinggal angin yang kugenggam
Tuliskan gores kekosongan
Hingga gelap yang menenggelam
Tuntaskan terang tanpa simpulan
Akankah lampu datang melanjutkan?


Semarang, Desember 2014

0 komentar:

Posting Komentar